Minggu, 10 Oktober 2010

Dayak "Pemburu Kepala dari Indonesia"




Potongan kepala Musuh yang di asapkan
Jauh di dalam hutan berkabut Borneo, Etnolog Inggris dengan berani memasuki dan pergi dengan parang ditangan terus bergerak melalui kabut tebal untuk memasuki daerah hutan. Parang, senjata tajam pendek yang dirancang untuk bisa ditarik dengan sangat cepat, bagian leher yang di utamakan sebagai titik serangan terbaik. Tapi saat Charles etnolog inggris yg sudah bisa membaur dan menghabiskan hidup di antara masyarakat Kalimantan, sebagai pengamat budaya pulau besar di Asia Tenggara juga bersenjata dengan senjata kolonial yang lebih halus: kamera. yang digunakan untuk mengambil banyak gambar tentang Pemburu kepala di kalimantan.